Kesalahan Penggunaan Awalan Di Terdapat Pada Kata Kata
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kaya akan kosakata. Seiring dengan perkembangannya, banyak kata serapan dengan awalan di yang digunakan dalam bahasa sehari-hari, baik lisan maupun tulisan. Namun, sering kali penggunaan awalan di pada kata-kata tersebut tidak tepat, sehingga mengubah makna kata tersebut menjadi tidak bermakna atau bahkan bertentangan dengan makna aslinya.
Sebagai contoh, kata “terdapat” yang artinya “ada, terdapat” sering kali menggunakan awalan di di depannya menjadi “diterdapat”. Padahal, penggunaan awalan di dalam kata “terdapat” adalah tidak tepat, karena kata tersebut sudah mengandung unsur keberadaan.
Hal ini menjadi penting bagi kita semua untuk memahami dan menghindari kesalahan penggunaan awalan di pada kata-kata sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh kesalahan penggunaan awalan di pada kata-kata:
1. Diterapkan vs Terapkan
Kata “diterapkan” sering digunakan dalam kalimat yang merujuk pada penerapan suatu kebijakan atau aturan. Namun, kata tersebut sebenarnya salah, karena kata “terapkan” sudah mengandung makna penerapan.
Contoh penggunaan yang tepat: “Kami akan terapkan kebijakan baru ini mulai besok.”
2. Dikembangkan vs Kembangkan
Kata “dikembangkan” sering digunakan dalam kalimat yang merujuk pada pengembangan suatu produk atau program. Namun, kata tersebut tidak tepat, karena kata “kembangkan” sudah mengandung makna pengembangan.
Contoh penggunaan yang tepat: “Kami akan kembangkan produk baru ini untuk memenuhi kebutuhan pasar.”
3. Disetujui vs Setujui
Kata “disetujui” sering digunakan dalam kalimat yang merujuk pada persetujuan suatu keputusan atau rencana. Namun, kata tersebut tidak tepat, karena kata “setujui” sudah mengandung makna persetujuan.
Contoh penggunaan yang tepat: “Saya setuju dengan rencana Anda untuk memulai usaha baru.”
4. Dikumpulkan vs Kumpulkan
Kata “dikumpulkan” sering digunakan dalam kalimat yang merujuk pada pengumpulan suatu dokumen atau informasi. Namun, kata tersebut tidak tepat, karena kata “kumpulkan” sudah mengandung makna pengumpulan.
Contoh penggunaan yang tepat: “Mohon kumpulkan dokumen-dokumen tersebut besok pagi.”
5. Dipraktekkan vs Praktekkan
Kata “dipraktekkan” sering digunakan dalam kalimat yang merujuk pada pengeksekusian suatu kegiatan atau praktik. Namun, kata tersebut tidak tepat, karena kata “praktekkan” sudah mengandung makna pengeksekusian.
Contoh penggunaan yang tepat: “Segera praktekkan rencana peningkatan kinerja yang telah disusun sebelumnya.”
Kesimpulan
Penggunaan awalan di pada kata-kata sehari-hari sering kali salah, yang dapat mengubah makna kata tersebut menjadi tidak bermakna atau bahkan bertentangan dengan makna aslinya. Oleh karena itu, kita harus memahami dan menghindari kesalahan penggunaan awalan di pada kata-kata dalam bahasa Indonesia. Dengan begitu, kita dapat memperbaiki kualitas bahasa sehari-hari yang kita gunakan.